
Pemerintah mengungkapkan Indonesia terus melakukan berbagai upaya penguatan sistem kelistrikan di Tanah Air, hingga berencana mengekspor listrik untuk negara tetangga, Singapura. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto membeberkan, saat ini Indonesia tengah memperkuat sistem kelistrikan, baik di Sumatera, Jawa, dan wilayah wilayah lain. Utamanya listrik tersebut berasal dari sumber yang ramah lingkungan.
Salah satunya, Pemerintah sendiri saat ini terus mendorong pembangunan dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), termasuk di Kepulauan Riau. Hal ini diungkapkan Airlangga usai menghadiri acara Asia Zero Emission Community (AZEC) yang berlangsung di Hotel St. Regis Jakarta, Rabu (21/8/2024). "Tadi juga saya sampaikan bahwa grid listrik ini tidak hanya di Jawa Sumatera, tapi konektif nyambung dengan Kepulauan Riau dan Batam Bintan Karimun," ungkap Airlangga.
Ledakan Keras di Pusat Tel Aviv, Belasan Tentara Israel Roboh Dalam Sehari di Front Gaza Lebanon Halaman 4 Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 72 73 Kurikulum Merdeka, Kegiatan 3: Unsur Cerpen Halaman 4 Kunci Jawaban PAI Kelas 10 Halaman 117 119 Kurikulum Merdeka: Penilaian Pengetahuan Bab 4 Halaman all
Kunci Jawaban PAI Kelas 11 Halaman 132 133 134 Kurikulum Merdeka: Penilaian Pengetahuan Bab 4 Halaman all Kunci Jawaban PAI Kelas 11 Halaman 132 135 Kurikulum Merdeka, Bab 4 Pilihan Ganda dan Esai Halaman all Kunci Jawaban PAI Kelas 10 Halaman 80 81 82 83 Kurikulum Merdeka: Penilaian Pengetahuan Bab 3 Halaman all
"Ini menjadi salah satu juga proyek yang nanti solar panelnya sudah akan di off take oleh Singapura," sambungnya. Diketahui, wacana kerja sama Indonesia Singapura terkait jual beli daya listrik telah tersiar sejak tahun lalu. Dalam kesempatan tersebut Airlangga mengungkapkan, krisis iklim dan upaya Net Zero Emission (NZE) telah menjadi tantangan global yang membutuhkan respons nyata dari seluruh negara untuk mengatasinya.
Salah satu upayanya, membangun pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukkan (EBT). Sejalan dengan hal tersebut, kolaborasi antar negara perlu dikedepankan dalam mencari solusi. Oleh karena itu, hadirnya Asia Zero Emission Community berangkat dari semangat kolaborasi seluruh pihak. Lembaga ini nantinya akan berperan sebagai tempat bertukar informasi, pengkajian kebijakan dan proyek, serta membantu negara negara AZEC dalam mengembangkan visi, peta jalan, serta kebijakan transisi energi.
Dengan menggabungkan peran Pemerintah, pemimpin industri, dan para ahli, lembaga ini akan menjadi pusat pengetahuan dan inovasi dari berbagai pemangku kepentingan. Menko Airlangga juga menambahkan bahwa lembaga ini juga akan memainkan peranan penting terhadap perkembangan energi terbarukan, efisiensi energi, hingga praktek praktek keberlanjutan di berbagai sektor ekonomi. Lebih jauh lagi, dengan berfokus pada pembangunan berkelanjutan dan agenda zero emission, diharapkan hasil studi dari lembaga ini dapat berperan untuk mengakselerasi kerja sama dan inovasi di Kawasan Asia.
”Kami menyadari bahwa perubahan iklim merupakan kenyataan yang mendesak, yang menuntut tindakan cepat dan tegas dari semua negara,” tutur Menko Airlangga.